Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

profil lengkap ku







PROFIL LENGKAPKU
Assalamu’alaikum. . .
Hay plend...
perkenalkan
Nama lengkapku     : Anggia Jihan Pramesti
Biasa dipanggil               : Jihan
Alamatku             : Kudus
Akku sekarang duduk dikelas XI disalah satu SMK di Kudus,, Tepatnya di SMK Mambaul Falah Kudus.
Dan ambil Jurusan TKJ (Teknik Komputer dan jaringan).
Cita_cita              :Guru
Hoby                  : Membaca dan Menari
Status                 : milik seseorang...hhhhe :p
Motto hidup         : Jangan pernah menyia-nyiakan sesuatu. karena sesuatu yang sudah tiada itu       akan terasa lebih berharga
Facebook             : Anggitania Princezz Queenbee
Gmail                  : Anggiajihanpramesti723@gmail.com
Blogspot              : jihanmafa.blogspot.com
Wassalamu’alaikum

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Kota Pati

SEJARAH KABUPATEN PATI

Sejarah Kabupaten Pati, Jawa Tengah
  - Kabupaten Pati, merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah kota Pati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.
Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".

Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung
 dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.

Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.
Kota Pati terletak di daerah Pantura (Pantai Utara) dekat dengan laut utara pulau jawa. kota ini terdiri lebih dari 20 kecamatan, diantaranya adalah kecamatan Gabus, Tambakromo, Winong, dan lainnya.
Kota Pati termasuk dalam eks karisidenan yang meliputi wilayah kudus, jepara, blora. kota ini masih berada di wilayah propinsi Jawa Tengah. kegiatan yang di lakukan masyarakat kota pati beragam, ada yang berprofesi sebagai petani, nelayan, pns, buruh, ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai paranormal, bahhkan untuk profesi tersebut sudah di akui oleh masyarakat indonesia, ataupun masyarakat dunia khususnya di asia.

Situs-situs peninggalan masyarakat terdahulu masih menyimpan misteri untuk dapat di ungkapkan. hal ini terjadi karena dulunya wilayah pati merupakan daerah kerajan majapahit dan mataram.

Sejarah kota Pati
Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada waktu ini menjadi daerah kekuasaan majapahit, dan kemudian di ambil alih oleh mataram.

Di kota Pati terdapat situs-situs peninggalan zaman kerajaan, diantaranya
 :
Pintu Gerbang Majapahit
konon gerbang ini terjatuh ketika akan di bawa ke wilayah jawa timur yang pada waktu itu menjadi pusat wilayah kerajaan majapahit.

Genuk Kemiri
Lokasi yang ditengarai bekas pusat pemerintahan Kadipaten Pati, sebelum dipindahkan ke Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor hingga sekarang, semula berupa tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon besar dan rumpun bambu. Bagian depan masuk lokasi tersebut terdapat pohon beringin tua.
Kawasan itu mulai ditata dan diperindah, ketika masa Pemkab Pati dijabat Bupati Sunardji. Selain dipasang tembok pembatas keliling, bekas bangunan pendapa kabupaten juga dipindahkan ke lokasi tersebut, sehingga pada setiap peringatan HUT Pati yang tiap tahun jatuh pada 7 Agustus, pendapa
berfungsi sebagai tempat malam tirakatan.

Di belakang sisi utara pendapa terdapat cungkup mirip sebuah makam. Di dalam bangunan itulah terdapat sebuah genuk (tempayan) yang dikenal sebagai Genuk Kemiri yang kondisinya sudah tidak utuh lagi karena pecah.

Di lokasi genuk itu, biasanya dijadikan tempat orang untuk ngalap berkah. Pada sisi belakang pendapa terdapat makam tua yang diyakini warga sebagai makam sesepuh Kemiri. Sejak dipindahkan bekas bangunan pendapa kabupaten, tempat tersebut bila malam tidak gulita karena diberi penerangan listrik. Selain itu, Balai Desa Serirejo juga sudah dipindahkan ke lokasi tersebut.

Pariwisata
Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam (dalam hal ini berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar. kekeramatan yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat menarik minat wisatawan dari daerah pati sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati.

Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat,
diantaranya : Goa pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang berada di desa Todanan wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan TambakRomo.

Dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan sekarang jumlah wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan kebanyakan yang datang ke tempat tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari pada hanya menikmati pemandangan alam dan bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”). Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.
 
Sejarah Atau Legenda Berdirinya Kabupaten Pati
Kevakuman Pemerintahan di Pulau Jawa
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.

Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.

Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan
Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".

Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).

Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.

Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.

Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".
Kadipaten Pesantenan
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati Jayakusuma di Pesantenan.

Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.
Kabupaten Pati
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.
Pati Bagian dari Majapahit
Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.

Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.

Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.
Hari Jadi Pati
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.

Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Pati".

Julukan Lain Dari Kabupaten Pati
Pati, Kota Seribu Paranormal - Tidak berlebihan jika Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjulukan kota seribu paranormal. Di Pati, sangat mudah menemukan paranormal, baik yang sudah tersohor seperti Boss Eddy atau Mbah Roso, maupun paranormal kelas kampung yang tersebar di hampir seluruh perkampungan.

Di antara paranormal yang kondang, ada nama-nama seperti Boss Eddy, Mbak Har, Mbah Roso, Jeng Asih, Sukma Jati, Anisa Dewi, David Gombak, dan Dewi Sedap Malam. Klien mereka beragam, mulai dari kalangan selebritas, pejabat, politikus, tentara, polisi, pengusaha, pedagang, sampai mahasiswa.

Menurut Boss Eddy, yang juga Ketua Paguyuban Paranormal Indonesia, menjamurnya paranormal di Pati tak lepas dari sejarah panjang supranatural di daerah ini. Sejak zaman Mataram Hindu, masyarakat Pati dikenal sebagai masyarakat yang gandrung ilmu kanuragan (kesaktian). Saat Kerajaan Mataram Hindu bermetamorfosis menjadi Mataram Islam dan mendirikan Kerajaan Demak Bintoro, konon masyarakat Pati, yang hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Demak, ikut berjuang.

Secara geografis, Pati juga dikelilingi oleh makam-makam tokoh spiritual yang sangat kuat. Di sebelah barat ada Sunan Kalijaga di Demak, serta Sunan Kudus dan Sunan Muria di Kudus. Di sebelah selatan ada Syekh Jangkung dan Saridin yang kondang dengan kesaktiannya. Dari sisi utara ada makam KH Mutamakin. Di pegunungan Patiayam juga pernah berdiri padepokan yang dipimpin Senggoropati, paranormal kondang yang menjadi guru hampir semua paranormal saat ini.

"Keberadaan makam-makam tersebut ikut mempengaruhi tradisi spiritual masyarakat Pati," ujar Boss Eddy ketika ditemui Tempo, Senin malam, 1 April 2013. Keberadaan makam-makam tersebut, lanjutnya, ikut memperkuat aura spiritual masyarakat Pati.

Hal senada diakui Jeng Asih. Menurut perempuan bernama asli Asih Marlina ini, keberadaan setiap tokoh spiritual di Pati menjadi sumber kekuatan para paranormal yang ada sekarang. Sumber kekuatan itu sesuai dengan jasa layanan yang diberikan para paranormal yang meliputi pengasihan, penglarisan, kanuragan, dan kewibawaan.

Dia menguraikan, pengasihan tak lepas dari keberadaan Ratu Kalinyamat dan Mbah Ratu. Sumber kekuatan kewibawaan adalah Makam Eyang Pragolo dan Eyang Mbuluh Cengol Sewu. Sedangkan tokoh Saridin dan Tondo Negoro sebagai sumber kekuatan kanuragan. "Masing-masing tokoh tersebut masih punya pengikut sampai sekarang," kata Jeng Asih.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

tugas bahasa indonesia






Pengertian Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Cara Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat kalimat inti, mengmbangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Sunakanlah sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
Cara Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa
Bagaiamana cara memparafrasekan puisi menjadi prosa? Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memfaraprasekan puisi menjadi prosa, ialah :
  • Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama ;
  • Pahami isi kandungan puisi secara utuh ;
  • Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi ;
  • Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri ;
  • Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Parafrasa merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak berubah
4. bahasa/cara penyampaian berbeda
Berdasarkan jeisnya, parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.
Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks keseluruhan
2. menentukan pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan yang  hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan pokok pikiran
6. membentuk wacana sesuai keinginan
Contoh 1
Selamat Tinggal
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
kudengar seru menderu
dalam hatiku
apa hanya angin lalu?
lagu lain pula
mmenggelepar di tengah malam buta
ah...!!!
segala menebal, segala mengental
segala tak kukenal
(Chairil Anwar)
parafrasanya menjadi:

Ketika si ku berkaca, aku sangat terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu, dalam hati kubertanya, apakah itu hanya suara angin lalu?
Aku pun  mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya jadi mengental, sehingga segalanya tidak aku kenal.
Contoh 2
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Bila peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Lukadan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang perih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Chairil Anwar, DCD 1959:7)
Parafrasanya :
Kalau si aku meninggal, ia menginginkan jangan ada seorangpun yang bersedih, bahkan juga kekasih atau istrinya.
Tidak perlu juga ada sedu sedan yang meratapi kematian si aku sebab tidak ada gunanya. Si aku ini adalah binatang jalang yang lepas bebas, yang terbuang dari kelompoknya. Ia merdeka tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan meskipun ia ditembak, peluru menembus kulitnya. Si aku tetap berang dan memberontak terhadap aturan-aturan yang mengikat tersebut.
Segala rasa sakit dan penderitaan akan ditanggung, ditahan, diatasi hingga rasa sakit dan penderitaan itu pada akhirnya akan hilang sendiri.
Si aku akan makin tidak peduli pada segala aturan dan ikatan, halangan, serta penderitaan. Si aku mau hidup seribu tahun lagi. Maksudnya, si aku menginginkan semangatnya, pikirannya, karya-karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko Pradopo)
Jenis parafrasa ada 2 yaitu:
1.      Parafrasa terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa tersebut.
2.      Parafrasa bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.

Parafrasa Terikat
MENYESAL
Kini PAGIKU  HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah kembali
KINI hanya PETANG yang DATANG MEMBAYANGi alam pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI.
Dulu AKU LALAI DI HARI PAGI,
Karena BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka bermalas-malasan
Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa berbuat apa-apa lagi
Sudah MISKIN ILMU, MISKIN HARTA pula
Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN,
Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
Untuk ATUR BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
(ALY HASJMY)
  Parafrasa Bebas
                     Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.Ia kurang hati-hati dan bermalas-malasan waktu muda dulu.Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya.Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi muda untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih baik (tempat yang dihormati).
Contoh puisi
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiw begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, oh kotaku          
Hidupnya tak lagi punya tanda
                         (Toto Sudarto Bachtiar, suara, 1950 )
A.   Mencari Arti kata sulit
Kekal : abadi
Duka :sedih
Tengadah : melihat keatas/ berdoa/ minta
Merah jambu: sore hari
Melulur : meluncur masuk dengan mudah
Sosok : rupa/ bentuk/ wujud
Angan-angan: pikiran/ ingatan/ cita-cita
Kemayaan: hal keadaan hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak ada hanya ada dalam angan-angan atau khayalan.
Menara : bangunan yang tinggi
Katerdal : gereja besar tempat kedudukan resmi
B.   Parafrasa terikat
Setiap kita bertemu dengan gadis kecil berkaleng kecil aku merasa iba padanya
Setiap Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka dalam menghadapi kenyataan hidup
Mereka Tengadah padaku pada bulan merah jambu saat itu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa kalau gadis kecil berkaleng kecil tidak ada
Rasanya Ingin aku ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu
Mereka Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok tanpa rasa takut
Mereka Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan yang tak kan pernah ada
Hanya Gembira dari kemayaan riang.
Namun Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Meskipun Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwamu begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil dunia ini terasa sepi
Bagaikan Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan di kotaku, oh kotaku      
Seperti Hidupnya tak lagi punya tanda
C.   Parafrasa bebas
                         Puisi Gadis kecil berkaleng kecil diatas pengungkapan seorang penyair bahwa Setiap kita bertemu dengan gadis kecil yang membawa kaleng kecil, senyuman mereka terlalu abadi untuk kita kenal, penyair merasa terharu dan sedih jika melihat mereka saat meminta minta pada kita saat waktu sore hari itu, namun jika tidak ada mereka kota ini terasa hilang tanpa jiwa. Ingin rasanya  ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu, sampai pulang ke bawah jembatan, tubuh mereka meluncur masuk dengan mudah tanpa rasa takut ataupun kesusahan. Mereka hanya bisa berkhayal dari kehidupan yang mewah dengan kegembiraan yang hanya khayalan yang nyatanya tidak ada. Namun mereka derajatnya lebih tinggi dari bangunan yang tinggi. Meskipun mereka selalu berlintas lintas di air kotor yang begitu mereka hafal, jiwa mereka tetap suci dan terlalu suci untuk dapat membagi duka kita. Kalau mereka mati, bagaikan bulan diatas tak ada yang punya, dan kota kita menjadi sepi tanpa kehadiran mereka seperti tiada kehidupan yang berarti.   
Contoh Memparafrasakan puisi
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
A.    Mencari Arti kata yang sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri asing : pengakuan penyair akan dosa-dosanya, sehingga ia menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
DipintuMu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling : mengungkapkan tekad bulat penyair yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia tidak akan berpaling lagi, apapun yang terjadi.
B.    Menyisipkan kata pada puisi
        Doa
Tuhanku aku mohon ampunanMu
diDalam aku termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biarpun susah sungguh  menghadapi kenyataan hidup
Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh
Dengan cayaMu panas suci
meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau sangatlah berarti
Tuhanku yang Maha Esa
Aku seperti hilang bentuk
Terasa Remuk tubuhku
Tuhanku Yang Maha Kuasa
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku Yang Maha Pengampun
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling apapun yang terjadi
C.    Parafrasa bebas
                Puisi diatas mengisahkan seseorang yang sedang termangu, ia tetap menyebut nama Tuhannya,  Ia mengingat atas kesalahan dan dosa-dosa yang ia perbuat . Dia berusaha selalu ingat padaNya meskipun susah karena memikirkan urusan dunia.Ia sadar atas kebesaran Tuhan yang penuh cahaya suci, meskipun tinggal kerdip lilin baginya sangatlah berarti.Ia merasa seperti tubuhnya hancur penuh dengan dosa. Ia merasa asing bagi dirinya, Ia bertekad bulat bahwa jalan yang Tuhanlah yang menjadi pilihannya, ia tidak akan berpaling lagi, apa pun yang terjadi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS